Minggu, 05 Juni 2016

✿ Perkara-perkara Sunat Ketika Puasa di Bulan Ramadhan.



[Seputar Ibadah Puasa]
Perkara-perkara Sunat Ketika Puasa di Bulan Ramadhan.

Perkara-perkara sunat ketika puasa di Bulan Ramadhan :
1) Menyegerakan berbuka jika telah yakin matahari telah terbenam. Berbeza jika dia hanya merasa syak, maka wajib ke atasnya berjaga-jaga dan melewatkan berbuka.

2) Bersahur walaupun dengan seteguk air, walaupun telah kenyang
2.1 waktu sahur bermula dari tengah malam
2.2 hikmahnya adalah untuk menguatkan badan dan menyalahi perbuatan ahli  kitab yang tidak bersahur.

3) Melambatkan bersahur tetapi tidak terlalu lambat. Dan disunatkan imsak (menahan diri) dari memakan sesuatu sekitar tempoh bacaan 50 ayat (lebih kurang 15 minit) sebelum terbit fajar.

4) Berbuka dengan rutob (kurma basah) dengan angka ganjil. Jika tiada, maka dengan busr (kurma segar). Jika tiada, maka dengan tamr (kurma kering) . Jika tiada, maka dengan air zam. Jika tiada, maka dengan makanan manis (tidak disentuh api) seperti madu dan kismis . Jika tiada, maka dengan masakan manis (disentuh api) seperti kuih-muih.

5) Membaca doa berikut :
Kemudian, berdoa dengan apa sahaja yang dimahukan.
Ertinya : “Ya Allah! KeranaMu aku berpuasa. DenganMu aku beriman. Dengan rezekiMu aku berbuka. Hilanglah dahaga, basahlah tekak dan tetaplah ganjarannya jika dimahukan Allah. Segala puji bagi Allah yang membantuku hingga aku dapat berpuasa, yang memberiku rezeki hingga aku dapat berbuka. Ya Allah! Sesungguhnya aku memohon kepadaMu, dengan rahmatMu yang meliputi segala perkara, agar Engkau ampunkanlah aku”. [Doa ini diriwayatkan awalnya oleh Abu Daud dan akhirnya oleh Ibnu Sunni]

6) Menjamu orang berbuka puasa, kerana padanya pahala yang besar.
Sabda Rasulullah sallallahu alaihi wasallam : ((Barangsiapa yang menjamu orang berbuka puasa, nescaya dia beroleh sama pahala seperti orang yang dijamu itu, tanpa berkurang sedikitpun pahala orang yang berpuasa itu)). Riwayat Tirmidzi (dan beliau mentashihkannya), Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban.

7) Mandi janabah (jika ada) sebelum fajar, untuk mengelak dari khilaf yang ada dan supaya dia dapat memulakan puasanya dalam keadaan suci.

8) Mandi setiap malam di Bulan Ramadhan selepas maghrib supaya dia cergas untuk melakukan ibadah qiam.

9) Berterusan melakukan Solat Tarawih dari malam pertama hingga malam terakhir. Sabda Rasulullah sallallahu alaihi wasallam : ((Barangsiapa yang berqiam (mendirikan Solat Tarawih) di Bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan menghitung ganjaran, nescaya diampunkan baginya dosanya yang telah lalu)). Riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim.

10) Tuntutan yang kuat untuk berterusan melakukan Solat Witr. ‘Solat Witr’ di Bulan Ramadhan mempunyai 3 keistimewaan berbanding di bulan lain :
10.1 disunatkan berjamaah
10.2 disunatkan untuk menyaringkan bacaan
10.3 disunatkan padanya bacaan Doa Qunut di sebahagian akhir Bulan Ramadhan mengikut pandangan yang muktamad.

11) Memperbanyakkan bacaan Al-Quran sambil bertadabbur (menghayati) maknanya.
Disebut di dalam satu athar : “Ramadhan adalah Bulan Al-Quran”.

12) Memperbanyakkan amalan-amalan sunat, seperti solat rawatib, solat dhuha.


Ya Allah... semoga yang membaca artikel ini :
¤ Muliakanlah orangnya… Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan... Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya… Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah… Yang laki2 entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid… Bahagiakanlah keluarganya… Luaskan rezekinya seluas lautan… Mudahkan segala urusannya… Kabulkan cita-citanya… Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji… Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar. Aamiin ya Rabbal'alamin.


“Bila kau tak tahan lelahnya belajar maka kau harus tahan menanggung perihnya kebodohan” (Imam Syafi’i)

Jumat, 03 Juni 2016

✿ Sebuah Renungan Dari Penantian Waktu Berbuka Puasa.


[Seputar Ibadah Puasa]
Sebuah Renungan Dari Penantian Waktu Berbuka Puasa.

Anda bisa bayangkan, bagaimana perasaan anda bila setelah penantian yang cukup melelahkan, anda membuka tutup saji hidangan yang terletak di meja makan, ternyata anda tidak menemukan secuil makanan dan setetes air minuman?

Di bulan Ramadhan, setiap muslim memiliki tradisi baru yaitu menantikan detik-detik matahari terbenam yang menandai datangnya malam dan kepergian siang. Ada satu alasan anda menantikan terbenamnya matahari, yaitu pada waktu itu anda diizinkan untuk berbuka puasa.

Dan biasanya pula, untuk menyambut terbenamnya matahari ini, istri atau ibu anda menyiapkan menu makanan dan minuman yang lezat. Terlebih lagi anda menyantap hidangan dan minuman itu setelah sesiangan menahan rasa lapar dan dahaga. Padahal sepenuhnya anda menyadari, tanpa anda nantikan matahari pasti terbenam, dan tanpa istri atau ibunda mempersiapkan hidangan atau minuman, mentari pasti terbenam.

Anda bisa bayangkan, bagaimana perasaan anda bila setelah penantian yang cukup melelahkan, anda membuka tutup saji hidangan yang terletak di meja makan, ternyata anda tidak menemukan secuil makanan dan setetes air minuman. Kira kira, apa dan bagaimana perasaan anda? Kecewa, konyol, marah dan duka yang mendalam. Bukankah demikian?

Kondisi di atas sejatinya adalah ilustrasi sederhana tentang ajal yang saat ini tidak anda nantikan namun pasti datang menjemput anda. Saat ini, selama anda menjalani kehidupan di dunia, sejatinya anda sedang berpuasa, menahan diri dari berbagai kenikmatan yang menanti anda di surga kelak. Kehidupan dunia ini bagaikan puasa yang saat ini anda jalankan, dan tidak lama lagi mentari kehidupan anda pastilah berakhir dan terbenam. Namun sudahkah anda menyiapkan hidangan lezat dan minuman segar yang akan anda santap setelah anda memejamkan mata kehidupan di dunia dan membuka mata di kehidupan di akhirat?

Bila ibadah puasa dengan menahan diri dari kenikmatan dunia menjadikan anda dan keluarga anda sadar untuk menyiapkan sajian berbuka, maka mengapa selama ini perintah Allah kepada anda untuk menahan diri dari syahwat dan kenikmatan haram seakan belum menggugah anda dari kelalaian panjang dari menyiapkan sajian untuk berbuka di akhirat kelak? Mungkinkah anda lebih siap untuk menahan rasa kecewa dan duka yang akan menimpa anda ketika kelak membuka mata di alam kubur, melebihi kesiapan anda untuk menahan kecewa dan duka karena setelah mentari dunia terbenam anda tidak menemukan secuil hidangan atau setetes minuman? Renungkan baik baik! Dan simak firman Allah Ta’ala berikut, semoga segera terjaga dari kelalaian yang telah berkepanjangan :
Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik(QS. Al Hadid : 16).


Ya Allah... semoga yang membaca artikel ini :
¤ Muliakanlah orangnya… Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan... Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya… Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah… Yang laki2 entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid… Bahagiakanlah keluarganya… Luaskan rezekinya seluas lautan… Mudahkan segala urusannya… Kabulkan cita-citanya… Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji… Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar. Aamiin ya Rabbal'alamin.


“Bila kau tak tahan lelahnya belajar maka kau harus tahan menanggung perihnya kebodohan” (Imam Syafi’i)
 
;