[Seputar Ibadah Puasa]
✿ Qiyamul Lail (Shalat Malam) di Bulan
Suci Ramadhan.
Dalam
menjalankan ibadah puasa ramadhan, kita sangat dianjurkan untuk melaksanakan
shalat malam, shalat malam yang bisa kita kerjakan antara lain : shalat
tarawih, shalat tahajud, shalat witir.
1. Dalilnya :
a). Dari Abu Hurairah radhiallahu
'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Barangsiapa mendirikan
shalat malam di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala (dari Allah)
niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (Hadits Muttafaq
'Alaih)
b). Dari Abdurrahman bin
Auf radhiallahu 'anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
menyebut bulan Ramadhan seraya bersabda :
"Sungguh, Ramadhan adalah bulan yang diwajibkan Allah puasanya dan kusunatkan shalat malamnya. Maka barangsiapa menjalankan puasa dan shalat malam pada bulan itu karena iman dan mengharap pahala, niscaya bebas dari dosa-dosa seperti saat ketika dilahirkan ibunya." (HR. An-Nasa'i, katanya : yang benar adalah dari Abu Hurairah).
"Sungguh, Ramadhan adalah bulan yang diwajibkan Allah puasanya dan kusunatkan shalat malamnya. Maka barangsiapa menjalankan puasa dan shalat malam pada bulan itu karena iman dan mengharap pahala, niscaya bebas dari dosa-dosa seperti saat ketika dilahirkan ibunya." (HR. An-Nasa'i, katanya : yang benar adalah dari Abu Hurairah).
2. Hukumnya :
Qiyam Ramadhan (shalat malam Ramadhan)
hukumnya
sunnah mu'akkadah (ditekankan), dituntunkan oleh Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam dan beliau anjurkan serta sarankan kepada kaum Muslimin. Juga
diamalkan oleh Khulafa' Rasyidin dan para sahabat dan tabi'in. Karena itu,
seyogianya seorang muslim senantiasa mengerjakan shalat tarawih pada bulan
Ramadhan dan shalat malam pada sepuluh malam terakhir, untuk mendapatkan ‘Lailatul
Qadar’.
3. Keutamaannya :
Qiyamul lail (shalat malam)
disyariatkan pada setiap malam sepanjang tahun. Keutamaannya besar dan
pahalanya banyak. Firman Allah Ta'ala : "Lambung mereka jauh dari tempat
tidurnya. (Maksudnya mereka tidak tidur di waktu biasanya orang tidur,
untuk mengejakan shalat malam), sedang mereka berdo'a kepada Tuhannya dengan
rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebahagian dari rizki yang Kami
berikan kepada mereka." (QS. As Sajdah : 16).
Ini merupakan sanjungan dan pujian
dari Allah bagi orang-orang yang mendirikan shalat tahajud di malam hari. Dan
sanjungan Allah kepada kaum lainnya dengan firman-Nya : "Mereka sedikit sekali tidur
di waktu malam; dan di akhir-akhir malam mereka momohon ampun (kepada Allah)."
(QS. Adz-Dzaariyaat : 17-18).
"Dan
orang-orangyang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan
mereka." (QS. Al-Furqaan : 64).
Diriwayatkan oleh
At-Tirmidzi (dengan mengatakan : Hadits ini hasan shahih dan hadist ini
dinyatakan shahih oleh Al-Hakim) dari Abdullah bin Salam, bahwa Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Wahai sekalian manusia, sebarkan
salam, berilah orang miskin makan, sambungkan tali kekeluargaan dan shalatlah
pada waktu malam ketika semua manusia tidur, niscaya kalian masuk Surga dengan
selamat."
Juga diriwayatkan oleh At-Tirmidzi
dari Bilal, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Hendaklah
kamu mendirikan shalat malam karena itu tradisi orang-orang shalih sebelummu.
Sungguh, shalat malam mendekatkan dirimu kepada Tuhanmu, menghapuskan
kesalahan, menjaga diri dari dosa dan mengusirpenyakit dari tubuh"
(Hadits ini dinyatakan shahih oleh Al-Hakim dan Adz-Dzahabi menyetujuinya),
Dalam hadits kaffarah dan derajat,
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
"Dan termasuk
derajat : memberi makan, berkata baik, dan mendirikan shalat malam ketika
orang-orang tidur : dinyatakan shahih oleh Al-Bukhari dan At-Tirmidzi)" Dan sabda Nabi shallallahu 'alaihi
wasalllam : "Sebaik-baik shalat setelah fardhu adalah shalat malam."
(HR. Muslim).
4. Bilangannya :
Termasuk shalat malam : witir, paling
sedikit satu raka'at dan paling banyak 11 raka'at. Boleh melakukan witir dengan
satu raka'at saja, berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam : "Barangsiapa
yang ingin melakukan witir dengan satu raka'at maka lakukanlah." (HR.
Abu Dawud dan An-Nasa'i). Atau witir dengan tiga raka'at, berdasarkan sabda
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam : "Barangsiapa yang ingin melakukan witir
dengan tiga raka 'at maka lakukanlah." (HR. Abu Dawud dan
An-Nasa'i). Hal ini boleh dilakukan dengan sekali salam, atau shalat dua
raka'at dan salam kemudian shalat raka'at ketiga. Atau witir dengan lima
raka'at, diiakukan tanpa duduk dan tidak salam kecuali pada akhir raka'at.
Berdasarkan sabda Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam : "Barangsiapa ingin melakukan witir
dengan lima raka'at maka lakukanlah." (HR. Abu Dawud dan
An-Nasa'i). Dari Aisyah radhiallahu 'anha, beliau mengatakan : "Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam biasanya shalat malam tiga belas raka'at, termasuk
di dalamnya witir dengan lima raka 'at tanpa duduk di salah satu raka 'atpun
kecuali pada raka'at terakhir." (Hadits Muttafaq 'Alaih).
Ketiga hadits tersebut dinyatakan shahih oleh Ibnu Hibban.
Atau witir dengan tujuh
raka'at; dilakukan sebagaimana lima raka'at. Berdasarkan penuturan Ummu Salamah
radhiallahu 'anha : "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam biasanya melakukan witir dengan
tujuh dan lima raka 'at tanpa diselingi dengan salam dan ucapan." (HR,
Ahmad, An-Nasa'i dan Ibnu Majah). Boleh juga melakukan witir dengan sembilan,
sebelas, atau tiga belas raka'at. Dan yang afdhal adalah salam setiap dua
rakaat kemudian witir dengan satu raka'at. Shalat malam pada bulan Ramadhan memiliki
keutamaan dan keistimewaan atas shalat malam lainnya.
5. Waktunya :
Shalat malam Ramadhan
mencakup shalat pada permulaan malam dan pada akhir malam.
6. Shalat Tarawih :
Shalat tarawih termasuk qiyam ramadhan.
Karena itu, hendaklah bersungguh-sungguh dan memperhatikannya serta
mengharapkan pahala dan balasannya dari Allah. Malam Ramadhan adalah kesempatan
yang terbatas bilangannya dan orang mu'min yang berakal akan memanfaatkannya
dengan baik tanpa terlewatkan.
Jangan sampai ditinggalkan shalat
tarawih, agar memperoleh pahala dan ganjarannya. Dan jangan pulang dari shalat
tarawih sebelum imam selesai darinya dan dari shalat witir, agar mendapatkan
pahala shalat semalam suntuk. Hal ini didasarkan pada sabda Nabi shallallahu
'alaihi wasallam : "Barangsiapa mendirikan shalat malam bersama imam sehingga
selesai, dicatat baginya shalat semalam suntuk." (HR. Para penulis
kitab Sunan,dengan sanad shahih).
Shalat tarawih adalah
sunat, dilakukan dengan berjama'ah lebih utama. Demikian yang masyhur dilakukan
para sahabat, dan diwarisi oleh umat ini dari mereka generasi demi generasi.
Shalat ini tidak ada batasannya. Boleh melakukan shalat 20 raka'at, 36 raka'at,
11 raka'at, atau 13 raka'at, semuanya baik. Banyak atau sedikitnya raka'at
tergantung pada panjang atau pendeknya bacaan ayat. Dalam shalat diminta supaya
khusyu', bertuma'ninah, dihayati dan membaca dengan pelan dan itu tidak bisa
dengan cepat dan tergesa-gesa. Dan sepertinya lebih baik apabila shalat
tersebut hanya dilakukan 11 raka'at. (Yaitu berdasarkan hadits Aisyah radiallahu'anha
yang artinya : "Tiadalah Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam menambah
(rakaat), baik di bulan Ramadhan atau (di bulan) lainya lebih dari sebelas
rakaat". (HR. Al-Bukhari dan An-Nasa'i).
※ Ya Allah... semoga yang membaca artikel ini :
¤ Muliakanlah orangnya… Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan... Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya… Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah… Yang laki2 entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid… Bahagiakanlah keluarganya… Luaskan rezekinya seluas lautan… Mudahkan segala urusannya… Kabulkan cita-citanya… Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji… Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar. Aamiin ya Rabbal'alamin.
¤ Muliakanlah orangnya… Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan... Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya… Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah… Yang laki2 entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid… Bahagiakanlah keluarganya… Luaskan rezekinya seluas lautan… Mudahkan segala urusannya… Kabulkan cita-citanya… Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji… Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar. Aamiin ya Rabbal'alamin.
“Bila kau tak tahan lelahnya belajar maka kau
harus tahan menanggung perihnya kebodohan” (Imam Syafi’i)